20/02/09

Ndak Mampu Kok Ngomong Mampu !!

. 20/02/09

Akhirnya datang juga...kesempatan untuk ngoceh lagi, untuk sekedar menghilangkan stress yang selalu mengganggu pikiran, karena hanya inilah tempat untuk membuang segala gundah, yang tak akan pernah lelah menerima gunungan sampah yang mengotori pikiran ini.

Oh kehidupan!!! sebenarnya berapa banyak warnamu?, berapa banyak sih jenismu? semakin dipelajari dan dikaji semakin jauh pula rasanya diri ini dari surga yang dijanjikan Gusti.

“Tegar dan apa adanya” itulah kunci dalam menghadapi kehidupan ini , itulah kira-kira kalo ndak salah apa yang dikatakan tiang sepuh (orang tua). “Tegar” mungkin kita sudah mencoba, dan sudah mampu untuk melaksanakannya, tapi yang “apa adanya” atau “Bloko Suto” kalo wong jowo bilang, yang kayaknya akan sangat sulit untuk dilaksanakan.

Mengapa saya mengatakan demikian, coba sekarang kita renungkan dan cermati di tengah-tengah kehidupan yang semakin maju “kata orang teknologi”, atau kehidupan yang semakin susah “Kalo orang pinggiran bilang”, atau kehidupan yang semakin edan “kalo mbah Dalang dawuh”.

Banyak sekali orang yang mempermak diri mereka entah itu wajah dengan dempulan kosmetik atau tingkah laku dengan sesuatu yang keren, menawan atau gentlemen kalo orang belang bilang, padahal dalam dada mereka masih tertanam kuat jiwa-jiwa bencong yang takut dan pasti akan lari dari gelaggang jika musuh yang dihadapi lebih mumpuni.

Betul endak??? Sekarang coba anda toleh kesekeliling kita banyak sekali mulut-mulut manis yang mengatakan ” Oke, saya sanggup”, “Serahkan masalah ini pada saya, pasti beres”, tapi apa nyatanya? setelah beban diberikan di pundak mereka, setelah nasib orang dipertaruhkan, apa yang mereka lakukan???

Waktu terus berjalan, beban dirasa semakin berat, dan mulailah kumpulan karang tajam membentang di hadapan yang telah siap untuk menguliti telapak kaki telanjang, mulailah jiwa-jiwa bencong merongrong. Tanpa permisi, tanpa toleh kanan-kiri “NGACIIIIR” itulah tindakan pilihan, nah sekarang giliran mulut yang beraksi membuat alibi, biar tetap kelihatan gentleman..

Mereka takut untuk mengatakan “maaf saya belum mampu dalam hal ini”, mereka takut citranya yang keren akan tercoreng hanya dengan mengatakan “maaf saya belum berhasil”, mungkin hati kecil mereka mengakui kekalahan, dan kegagalan tetapi karena semua itu telah tertutupi oleh keangkuhan dan kesombongan, atau karena saking kuatnya jiwa bencong ini menjajah diri, mereka pun berani membohongi hati nurani hanya untuk mempermak diri..

Mereka dengan santainya mengatakan “Hidup ini sebuah pilihan” Apa memang harus demikiankah hidup di dunia ini, apa memang itu yang harus kita lakukan kalo kita pengen menjadi lebih maju?? Kalo saat sekarang beredar istilah “ABS” maka akan muncul pula istilah “AAS” (asal aku sukses)…Duh Gusti Nyuwun Agenging Sih Samudro Pangaksami.

Nah.. saat ini banyak sekali janji-janji surga dari mulut-mulut manis di sekitar kita, marilah kita waspada jangan sampai memberikan beban dan menggantungkan nasib kepada orang yang salah…(wah kayak orang tua aja kasih petuah)..Sukses selalu buat Anda!

Mohon maaf jika, kata-katanya terlalu kasar..maklum cah ndeso ndak begitu pandai mengatur bahasa…

0 comments:

Posting Komentar

;